REAKSI SIKLOADISI
REAKSI
SIKLOADISI
Reaksi sikloadisi merupakan
reaksi dua molekul bergabung membentuk sebuah cincin. Dalam reaksi ini dua
ikatan pi diubah menjadi ikatan sigma. Sikloadisi dibagi menjadi beberapa tipe
antara lain sikloadisi [2+2], [4+2], [4+4], [6+2], [6+2], [6+4], dan lain-lain.
Dua angka tersebut melambangkan jumlah electron pi yang terlibat dalam suatu
reaksi sikloadisi. Berikut ini contoh sederhana reaksi sikloadisi :
Sikloadisis [2+2]
Pada
sikloadisi [2+2] etilena yang menghasilkan siklobutana. Etilen mempunyai dua
orbital π : π1 dan π*2. Dalam keadaan dasar π1 merupakan
orbital bonding dan HOMO, sedangkan π*2 adalah orbital
antibonding dan LUMO.
Dalam
suatu reaksi sikloadisi, HOMO dari molekul pertama harus bertumpang tindih
dengan LUMO dari molekul kedua karena HOMO pada molekul pertama tidak
bertumpang tindih dengan HOMO molekul kedua karena orbital tersebut telah
terisi. Bersamaan dengan menyatunya orbital π orbital orbital ini juga
mengalami hibridisasi menghasilkan ikatan ikatan sigma sp3 baru.
Bila
etilena dipanaskan electron π nya tidak dipromosikan tetapi tetap dalam keadaan
dasar π1. Jika diperiksa fase fase HOMO keadaan dasar dari molekul
etilena dan LUMO dari molekul etilena lain dapat terlihat mengapa siklisasi
tidak terjadi oleh imbasan termal.
Agar
terjadi ikatan fase fase orbital yang bertumpang tindih haruslah sama. Hal ini
tidak demikian dengan HOMO dan LUMO keadaan dasar dari kedua molekul etilena
atau system [2 + 2] apa saja. Karena fase-fase
orbital tidak tepat untuk berikatan, maka sikloadisi [2+2] yang terimbas-termal
dikatakan reaksi terlarang-semistri (
symmetry-forbidden reaction ). Suatu reaksi terlarang-simetri dapat terjadi
pada beberapa keadaan, tetapi energi pengaktivannya begitu tinggi, mungkin
sangat jauh lebih tinggi dari reaksi-reaksi lain seperti reaksi-reaksi radikal
bebas, sehingga reaksi radikal bebas ini lebih dulu terjadi.
Bila etilena disinari dengan cahaya ultraviolet maka
orbital pi akan terbentuk dari orbital π1 ke π2*
dalam bebepa tetapi tidak semua dari molekul. Jika diamati homo suatu molekul
tereksitasi (Ï€2*) dan lumo. Suatu molekul berkeadaan
dasar (Ï€2*) akan tampak
bahwa fase fase telah sesuai untuk berikatan.
Reaksi semacam ini mempunyai energi pengativan yang relatif rendah, dan
disebut terizinkan-simetri (symmetry-allowed).
Meskipun
sikloetilena berlangsung dengan rendemen rendah, sikloadisi [2+2] yang
terimbas cahaya mempunyai terapan sintetik. Agaknya penggunaan paling meluas
dari tipe reaksi ini adalah siklisasi intramolekul yang dapat menghasilkan
struktur “sangkar” yang tak lazim
Sikloadisi [4+2]
Reaksi Diels-Alder merupakan sikloadisi
[4+2] karena cincin terbentuk oleh interaksi 4 elektron p pada
diena dan 2 elektron p pada
alkena atau alkuna. Reaksi Diels-Alder memerlukan panas (suhu) dan bukan cahaya
ultraviolet. Reaksi Diels Alder merupakan reaksi
sikloadisi yang bergantung pada suhu dan mekanismenya melibatkan tumpang tindih
antara orbital sigma dan orbital pi. Sikloadisi 1,3-butadiena (diena-nya)
dan etilena (dienofil-nya) dimana orbital garis depan dapat diekspolasikan ke
sikloadisi [4+2] lainya. Dalam reaksi reaksi terimbas-termal dapat dibayangkan
bahwa electron pi mengalir dari HOMO (p2) dari
diena ke LUMO (p2*) dari
dienofil. Berikut reaksi terimbas-termal yang bersifat terizinkan-simetri.
Bila Suatu diena tereksitasi
oleh cahaya, HOMO-nya akan menjadi orbital p3* dan
orbital molekul ini tidak dapat bertumpang-tindih dengan LUMO dan dienofil.
Karena ini sikloadisi [4+2] terimbas-cahaya bersifat terlarang –simetri.
Dalam
reaksi Diels – Alder, diena adalah gugus yang kaya elektron, sedang dienofil (diene – lover) adalah gugus yang miskin
elektron. Reaksi Diels
Alder hanya dapat berlangsung jika diena terkonjugasi tersebut berada dalam
bentuk konformasi s-cis. Reaksi ini melibatkan pemutusan satu ikatan π
dari diena dan juga satu ikatan ikatan π dienofil. Selain itu, reaksi ini juga
melibatkan pembentukan cincin (siklisasi) antara diena dan dienofil, sehingga
menghasilkan senyawa siklik.
Jika diena
terkonjugasi tersebut berada dalam bentuk konformasi s-trans, maka
reaksi masih dapat berlangsung dengan bantuan pemanasan. Ikatan tunggal C-C
pada diena s-trans dapat mengalami rotasi dengan bantuan pemanasan,
sehingga bentuk konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis,
sebagaimana dapat dilihat pada Gambar berikut.
Tidak semua
diena terkonjugasi dengan konformasi s-trans dapat berubah menjadi s-cis.
Pada sikloalkadiena s-trans dengan salah satu ikatan π berada pada
suatu cincin, sedangkan satu ikatan π yang lain berada di luar cincin, rotasi
ikatan tidak dapat terjadi, sehinga reaksi Diels Alder tidak dapat berlangsung
meskipun sudah dibantu dengan pemanasan. Contoh s-trans alkadiena yang tidak
dapat mengalami perubahan konformasi dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Mekanisme
reaksi Diels Alder dipengaruhi oleh kehadiran gugus pendorong elektron pada
diena dan gugus penarik elektron pada dienofil, sebagaimana dijelaskan melalui
gambar berikut.
Reaksi
Diels – Alder akan terjadi lebih cepat jika dienofil mempunyai gugus substituen
penarik elektron, karena substituen penarik elektron ini menyebabkan ikatan
rangkap dua atau tiga dari dianofil menjadi terpolarisasi positif. Berikut
adalah gambar potensial elektrostatik yang menunjukkan C ikatan rangkap
berkurang kenegatifannya akibat substituen penarik elektron.
Sikloalkadiena
dengan konformasi s-cis dapat bereaksi dengan dienofil menghasilkan
senyawa-senyawa bisiklik dengan konfigurasi Endo, sebagaimana dapat
dilihat pada Gambar di bawah ini.
Pada reaksi
antara dienofil benzoquinon dengan 2 eqivalen diena, diena tersebut dapat
bereaksi dua kali, sebagaimana dijelaskan melalui Gambar berikut.
Jika diena
dalam konformasi cis-nya, kita dapat
klasifikasikan kelompok-kelompok tersebut sebagai kelompok dalam (inner) atau kelompok luar (outer). Kelompok inner pada diena berbentuk perahu berada pada posisi tegak. Produk “endo”
pada reaksi Diels-Alder, subtituen yang berasal dari dienofil berada pada
posisi yang dekat dengan ikatan rangkap diena, sedangkan pada pada produk “exo”, subtituen yang berasal dari
dienofil berada pada posisi yang jauh
dengan ikatan rangkap diena.
Dari pemaparan di atas timbul
bebepara pertanyaan sebagai berikut:
1.
Mengapa reaksi Diels-Alder terjadi dengan diena
berada pada konformasi cis atau endo?
2.
Reaksi Diels-Alder saat bereaksi hanya membutuhkan suhu yang rendah. Apa pengaruh
jika suhu lebih besar dari 400 K?
3. Lebih
baik mana pada reaksi Diels-Alder dienofil yang kaya elektron atau diena yang
kaya eleKtron?
Referensi:
Fessenden,
R. J dan J. S. Fessenden. 1985. Kimia
Organik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapus2. Maka akan terjadi reaksi retro diels-alder yang menyebabkan produk terdekomposisi.
3. Diena yang kaya akan electron.
Hello uma
BalasHapus1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapus2. Maka akan terjadi reaksi retro diels-alder yang menyebabkan produk terdekomposisi.
1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder
BalasHapusHalo uma, menurut saya jawaban no 1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapus1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapusHalo uma, menurut saya jawaban no 1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapusmenurut saya pada no. 3. Diena yang kaya akan electron
BalasHapus1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapus2. Maka akan terjadi reaksi retro diels-alder yang menyebabkan produk terdekomposisi.
3. Diena yang kaya akan electron.
1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapus2. Maka akan terjadi reaksi retro diels-alder yang menyebabkan produk terdekomposisi.
3. Diena yang kaya akan electron.
Hai umss
BalasHapus2. Maka akan terjadi reaksi retro diels-alder yang menyebabkan produk terdekomposisi.
1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapus1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapusUntuk pertanyaan nomor 1 Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapus1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapus2. Maka akan terjadi reaksi retro diels-alder yang menyebabkan produk terdekomposisi.
3. Diena yang kaya akan electron.
Terimakasih uma
BalasHapus1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapus2. Maka akan terjadi reaksi retro diels-alder yang menyebabkan produk terdekomposisi.
3. Diena yang kaya akan electron.
Terima kasih,
BalasHapusBaiklah saya akan membantu menjawab pertanyan nomor 2, yaitu Maka akan terjadi reaksi retro diels-alder yang menyebabkan produk terdekomposisi.
1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapus2. Maka akan terjadi reaksi retro diels-alder yang menyebabkan produk terdekomposisi.
3. Diena yang kaya akan electron.
1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapus2. Maka akan terjadi reaksi retro diels-alder yang menyebabkan produk terdekomposisi.
3. Diena yang kaya akan electron.
1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapus2. Maka akan terjadi reaksi retro diels-alder yang menyebabkan produk terdekomposisi.
3. Diena yang kaya akan electron.
Hai umss
BalasHapus2. Maka akan terjadi reaksi retro diels-alder yang menyebabkan produk terdekomposisi.
1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapus2. Maka akan terjadi reaksi retro diels-alder yang menyebabkan produk terdekomposisi.
3. Diena yang kaya akan electron.
1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
BalasHapus2. Maka akan terjadi reaksi retro diels-alder yang menyebabkan produk terdekomposisi.
3. Diena yang kaya akan electron.
Makasih uma
BalasHapus1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
Makasih uma
BalasHapus1. Hal ini terjadi karena kemungkinan terjadinya tumpang tindih antara orbital pi dari diena dalam konformasi trans dengan orbital pi dari dienofil terlalu kecil meskipun energi yang dimiliki bentuk trans lebih kecil tetapi tidak mampu untuk berlangsungnya reaksi Diels-Alder.
Clau coba jawab no 3. Diena yang kaya akan electron.
BalasHapus